Jumat, 16 November 2012

Secrets of Millionaires Investors


Sudah terlalu banyak bukti bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup membuat seorang investor saham menjadi lebih pakar. Pada Tahun 1998, Long Term Capital Managemen L.P., sebuah perusahaan hedge fund yang dikelola oleh sepasukan ahli matematika, ilmuwan komputer, dan dua ekonom pemegang hadiah nobel, dengan tertunduk kehilangan lebih dari  2 miliar dollar dalam hitungan minggu pada sebuah pertarungan besar bahwa pasar obligasi akan segera kembali normal. Namun, pasar obligasi terus-menerus menjadi semakin dan semakin abnormal dan LCTM telah berhutang begitu besar sehingga kejatuhannya hampir menjungkirbalikkan sistem keuangan global. 
 
 
Contoh nyata berikutnya, ketika musim semi  tahun 1720, Sir Isaac Newton memiliki saham South Sea Company, saham yang paling hot di Inggris pada masa itu. Begitu melihat gejala pasar mulai tidak terkendali, sang ilmuan besar itu berkata bahwa ia "bisa menghitung gerakan benda-benda langit, tetapi ia tidak bisa mengalkulasi kegilaan orang". Newton memilih melepas saham South Sea-nya dan mendulang cuan 100%, yaitu sebesar 7.000 pound sterling. Namun hanya dalam beberapa bulan kemudian, sang mastro tersebut tergoda dan terhanyut oleh arus deras euforia pasar, Isaac Newton terjun kembali ke dalam pasar ketika harga sudah jauh lebih tinggi. Dan rugi 20.000 pound sterling. Sampai akhir hidupnya, ia melarang siapapun untuk menyebut kata "South Sea" di dekatnya [kerapuhan emosi tampak nyata di sini, sahammya yang disalahkan]
 
Sir Isaac Newton adalah salah satu orang jenius yang pernah  hidup di muka bumi, sebagaimana definisi kejeniusan menurut sebagian besar dari kita. Namun dalam pengertian Benjamin Graham, Newton sama sekali tidak mendekati pinter, apalagi jenius sebagai investor. Dengan membiarkan hirukpikuk pasar menunggangi penilaiannya sendiri, ilmuan besar tersebut bertindak layaknya seorang spekulan saham dan sangat oportunitik.

Singkatnya, jika kita gagal berinvestasi di pasar saham sampai saat ini, itu bukan karena kita kurang cerdas. Seperti Sir Isaac Newton, itu karena kita belum memiliki bangunan fundamental investasi dan belum mempunyai pemahaman yang baik tentang pasar beserta segala perilakunya. Perlu secara serius membangun kecerdasan rasio-emosional dan menolak untuk mengikuti level keliaran pasar. Pada akhirnya kita akan disadarkan oleh sebuah kenyataan, bahwa menjadi InvestorPemenang adalah persoalan kecerdasan nalar dan emosional, bukan kecerdasan intelektual dan penguasaan segudang teori analisis. Membangun harusnya dari fondasi bukan dari kerangka.


Referensi : - The Intelligent Investor
                - Secrets of Millionaires Investors
                - Source

Tidak ada komentar:

Posting Komentar