Rabu, 22 April 2015

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM PEMERINTAH DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN PERIODE 2003-2007

BAB I

PENDAHULUAN









A. Latar Belakang Masalah




Indonesia sebagai negara berkembang sedang melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan tersebut dilakukan secara berkesinambungan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia masih harus banyak berbenah bila dibandingkan dengan negara lain yang telah berhasil keluar dari krisis ekonomi yang serupa. Salah satu bidang pembangunan yang memiliki peranan penting adalah pembangunan di bidang ekonomi khususnya di sektor keuangan.
Pembiayaan dan investasi yang besar sangat dibutuhkan dalam pembangunan, sehingga peranan dalam lembaga keuangan berfungsi sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari masyarakat dan digunakan kembali untuk masyarakat, sehingga peran serta masyarakat dapat ditingkatkan dan akhirnya kemandirian bangsa dalam pembangunan dapat terwujud.
Perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dan fungsi utamanya sebagai penghimpun dana masyarakat memiliki peranan strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan


13






pemerataan pembangunan, hasil-hasil, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, ke arah peningkatan taraf hidup rakyat (UU Perbankan, 1992).
Bank memiliki peranan penting dalam perekonomian dan berfungsi sebagai perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana (defisit unit). Kegiatan utama usaha perbankan di Indonesia adalah menghimpun dana masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk pemberian kredit kepada nasabah, menunjang mekanisme pembayaran dalam masyarakat, penyedia jasa penitipan surat berharga, penyedia jasa dalam perdagangan, jasa kartu kredit, dan berbagai jenis jasa lainnya. (Arbi, 2003: 7)
Bank dapat dikatakan sehat bila dapat menjaga keamanan dana masyarakat yang disimpan di bank, dapat berkembang dengan baik serta mampu memberikan sumbangan yang berarti terhadap perkembangan ekonomi sosial. Upaya penyehatan sektor perbankan telah dilakukan dimulai dengan melikuidasi 16 bank dan kemudian diikuti pendirian Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk mengatasi bank yang tidak sehat, upaya ini telah mengguncang kepercayaan masyarakat.
Situasi krisis perbankan yang semakin dalam, pilihan kebijakan yang ditempuh menjadi amat terbatas. Di sisi lain risiko yang dihadapi sangat besar. Oleh karena itu, strategi yang ditempuh dalam situasi darurat ini adalah menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Dalam mengatasi krisis perbankan tersebut, pemerintah telah mencanangkan program


14


PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan, untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Metode penentuan sampel yang dilakukan dengan metode sampling jenuh, dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel adalah sebanyak 30 sampel perusahaan manufaktur yang secara berturut-turut membagikan dividen selama periode 2006-2009. Data penelitian merupakan data sekunder diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (www. idx.co.id) dan ICMD tahun 2006-2009. Pengujian hipotesis penelitian digunakan teknik analisis berganda dan moderated regression analysis, dengan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 2) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan,3) leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan,5) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, 6) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya profitablitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Ini berarti Profitabilitas yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya, yang tercermin dengan meningkatnya nilai Tobins Q. Disarankan pada penelitian berikutnya untuk menambah variabel moderasi lainnya selain kebijakan dividen yang digunakan dalam penelitian ini.



Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Nilai perusahaan dan Kebijakan Dividen

Jumat, 07 Februari 2014

IDX Investor: Bunga Deposito Sebagai Acuan PER

IDX Investor: Bunga Deposito Sebagai Acuan PER: Jika bank memberikan Anda bunga deposito sebesar 10% berapakah PER layak yang dapat Anda berikan untuk sebuah saham? Jika suku bunga dep...

Jumat, 20 Desember 2013

Kinerja IHSG per Bulan untuk Jan 1998 sampai Nov 2013

Iseng melakukan riset kecil2an tentang IHSG – Bulanan.

Data berasal dari Yahoo.
Periode yg diriset mulai Januari 1998 – November 2013

Kolom kedua menyatakan persentase positif IHSG, misalkan dari 16 perioda ada 8 yang positif, maka nilainya 50%

Kolom ketiga menyatakan persentase rata-rata IHSG pada bulan tersebut
 
 
Ada beberapa hal menarik :

1.      Bulan Desember yg sering dianggap bulannya Window Dressing, ternyata ada 93% bulan yang positif dengan rata2 kenaikan indeks 4,78 % , walaupun untuk Desember tahun ini sampai data per 13 Desember 2013 masih -1,35% ,kita lihat saja nanti sampai akhir tahun apakah bulan Des ini bisa positif seperti mayoritas tahun-tahun sebelumnya.

2.      Bulan Agustus ,menurut riset ini ,sebagai bulan terjelek. Hal ini bisa dilihat dari hanya 25% bulan saja yang positif dengan rata-rata penurunan indeks -5,52% . Mungkin bulan Agustus ini bisa dijadikan bulan Libur Nasional bagi para trader J
 
3.      Bulan terbaik kedua setelah Desember adalah April .

4.      Untuk bulan lainnya silahkan diinterpretasikan masing-masing.
 
Semoga bermanfaat,

Rabu, 09 Oktober 2013

Saham Pemenang !: DOW JONES, SUDAH SELESAI

Saham Pemenang !: DOW JONES, SUDAH SELESAI: Secara teknikal sederhana, koreksi bursa Dow Jones sudah selesai. Artinya terbuka peluang Jones untuk segera bangkit. Note ...