Sabtu, 22 Desember 2012

8 Siklus Ekonomi

Kali ini saya ingin berbagi tentang siklus ekonomi. Saya bukan membahas teori ekonomi yg rumit2 seperti Keynesian, Austrian, Marxian, dll. Disini saya akan membahas scr psikologis manusia krn menurut saya ini paling gampang dimengerti. In short, para pembaca sendiri jg manusia, jadi bisa melihat ke diri sendiri.

Tahap pertama, dimulai dengan rasa takut.
Pernah merasa kekurangan dalam hidup ini? entah itu uang, atau makanan, atau pendidikan? Tidak terhindarkan, dalam hidup manusia, pasti akan ada masalah. Entah bagaimana, kita berhasil melewati masalah kita hari demi hari, tapi pelan2, ada rasa takut yg terkumpul di diri kita agar masalah ke depan tidak terulang kembali.
Tahap kedua, mulai menumpuk.
Agar kita terhindar dari masalah, kita mulai menumpuk apa yg diperlukan agar terhindar dari masalah yg pernah kita takutkan. Manusia mulai menabung uang, menyimpan makanan (apalagi kalau denger info mau ada keributan), mulai mengakumulasi pengetahuan yg ada, baca sebanyak2nya. Di periode ini, intinya, orang akan suka menabung. Misal orang yg kena dampak krismon 97-98, kalau ada duit sukanya sekarang simpan di US Dollar.
Tahap ketiga, rendahnya hutang.
Manusia atau perusahaan yg berhasil melewati masalah, karena sukanya menumpuk atau nabung, jadi ga suka berhutang. Periode gini, ekspansi bisnis cenderung rendah, karena pada umumnya orang akan konservatif. Jika mau ekspansi bisnis, lebih suka jika dananya memang sudah ada.
Tahap keempat, semakin mudah berhutang.
Sepinya minat meminjam membuat pemberi pinjaman, terutama bank juga sepi orderan. Bank punya banyak dana cash utk disalurkan, tapi tidak ada yg mau pinjam. Akibat berikutnya bunga pun turun. Juga penjual mulai sepi orderan, karena dagangannya yg bersifat kebutuhan skunder, atau tertier tidak kunjung laku. Harus ganti strategi, beri paket penjualan kredit. Semakin dipermudah lagi dengan DP (Down Payment) yg semakin kecil. Televisi, Smartphone, Sepeda Motor, dll ditawarkan dengan kredit. Penawaran kartu kredit sangat banyak. Di pihak perusahaan juga mulai melakukan ekspansi dengan hutang. Murahnya bunga dan mudahnya mendapatkan hutang, akan menggoda perusahaan utk memanfaatkan hutang utk mendongkrak laba perusahaan.
Tahap kelima, menyebarnya keserakahan.
Setelah berhutang, semua baik2 saja. Berhutang menjadi wajar. Beli dahulu, soal bayar pikir belakangan. Lama2 ini jadi budaya di lingkungan. Kebutuhan sekunder dan tertier dst mulai menjadi seolah barang kebutuhan pokok. Manusia di era ini akan sangat haus, sangat rakus, sangat boros. Ibu2 akan berlomba2 menceritakan udah habiskan uang berapa kemarin, entah beli tas, entah tamasya ke hawaii, dll. Yg bapak2 ganti gadget, ganti sound system, ganti mobil. Manusia mulai sembrono. Besar pasak daripada tiang itu dah biasa, kan ada credit card. Kira2 begitu.
Tahap keenam, waktunya berspekulasi
Pinjaman2 yg bersifat konsumtif mulai tersingkir karena si peminjam mulai terbebani beban bunga. Sementara yg bersifat investasi mulai terlihat bersinar. Sebab imbal hasilnya lebih tinggi daripada beban bunga. Biasanya jenis investasi yg populer akan semakin mengerucut. Entah itu emas, tanah & properti, atau saham, atau bahkan bisa juga bisnis. Buka bisnis banyak2 bermodal hutang asal profitnya lebih daripada bunga. Saya ambil contoh emas saja ya. Maka kegilaan ini akan berlangsung dalam skala besar dan (hampir) semua orang berinvestasi emas. Lain waktu, yg populer bisa lain.
Tahap ketujuh, meroketnya harga.
Di sini masalahnya, karena harga terus naik dibarengi permintaan, investasi ini nampak semakin nyata. Nothing to lose. Semua opini akan memperkuat bahwa investasi ini tidak mungkin salah. Contoh saja emas, bahkan bank pun ikut2an memberi pembiayaan utk emas. Sederhananya, kenaikan harga emas melebihi bunga, itu sudah terjadi tahunan. Bisa dapat uang cuma2 donk kalau begitu kan?
Tahap kedelapan Crisis
Sekarang saya tanya balik anda. Jika dg membeli emas, saya bisa dapat uang melebihi bunganya, trus uangnya bisa dipake buat beli beras… Nah kemudian petani pun berpikir, ngapain saya capek2 nyangkul. Saya beli aja emas, tahun depan saya bisa dapat duit buat beli ikan tanpa kerja. Nelayan pun pikir begitu, dst… Tebak saja bagaimana kegilaan ini berakhir. Crash! Emas 2011 turun 20% tapi cukup utk menyapu para pemimpi. Properti di US thn 2008. dan masih banyak lagi contoh lainnya, krisis di Jepang, Krismon di Indonesia dan Asia lainnya.

Setelah krisis terjadi, manusia akan takut lagi. Kemudian siklus pun berulang. Ada siklus yg terjadi cepat, ada yg terjadi lambat, ada yg berskala besar, ada pula yg berskala sangat sangat sangat besar. Bisa juga terjadi pararel. Tapi intinya cuma 1, manusia mulai berspekulasi berlebihan. Itu waktunya kita kabur dari investasi kita. Di saat itu lebih baik kita tidak ikut2an gila.

Source

Sabtu, 15 Desember 2012

Saham = Judi... ?

Ini adalah pertanyaan yg sangat umum yg banyak membuat seseorang mundur dari berinvestasi melalui saham. Tuduhan-tuduhan seperti itu sangat umum dilontarkan oleh orang yg tidak begitu mengenal saham. Melakukan sesuatu yg tidak pasti namun mengharapkan sesuatu hasil yang baik adalah berjudi. Jadi dalam kegiatan apapun yang kita lakukan, bisa saja kita berjudi. Seseorang tanpa ketrampilan di dunia otomotif misalnya, jika ia juga nekat membuka bisnis motor atau bengkel maka jelas dia sedang berjudi. Bisa saja ia sukses karena beruntung, tapi kemungkinan besarnya ia akan gagal.

Di perdagangan saham, banyak sekali para pelaku yang mengandalkan hanya “keberuntungan” utk mendapatkan hasil yg baik. Penjudikah mereka?

Ya, jika hanya mengandalkan keberuntungannya, main saham itu sama dengan berjudi.

Buat yg tidak mengenal dunia pasar modal ini, bagaimana ia bekerja, saya sarankan, jangan berinvestasi di saham, karena melakukannya memang akan menjadi ajang perjudian. Namun… jika Anda memang berniat tahu, bagaimana berinvestasi di saham, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana agar tidak sekedar mengandalkan peruntungan… Welcome! Ini adalah dunia utk orang yg rasional.

Berapa banyak penjudi yg kamu kenal bisa hidup dari perjudiannya? Saudara dekat saya tidak sedikit juga yg penjudi. Dan tak satupun dari mereka menghidupi keluarga mereka dari perjudian. Alih-alih, justru uang yg didapat dari hasil kerja keras habis dalam perjudian. Itu sebabnya, jika Anda hanya mengandalkan peruntungan, jangan berinvestasi di saham, jangan menjadi petinju, jangan menjadi pembalap, jangan menjadi pebisnis, dst… Anda tidak siap untuk menghadapi resikonya. Pada waktunya, nanti juga Anda akan habis sendiri tergerus di pasar ini.

Namun jika anda ingin tau dan berniat belajar, strategi untuk mendapatkan hasil yg baik di investasi saham sangat sederhana…

Selalu ingat, saham adalah bukti kepemilikan dari suatu perusahaan. Membeli perusahaan yg tidak anda ketahui, kemungkinan anda berhasil hanya 50%. Menyeleksi dan hanya membeli perusahaan yg baik, yg terus melakukan aktivitas usaha secara konsisten, menghasilkan laba, tumbuh dan berkembang, kemungkinan anda berhasil sudah lebih dari 50%.

Selanjutnya hanya persoalan bagaimana seorang investor mengasah kemampuannya dalam menyeleksi dan membeli perusahaan mana yang paling baik. Ingatlah, teliti sebelum membeli.
Source

Two Kinds of Trader

There are two kinds of trader
 
One who trades buy low and sell high.
The other trades buy high and sell higher.
 
Why both are interesting?
 
With Buy Low & Sell High, traders often get lower prices, a typical way to gain profit.
 
With Buy High & Sell Higher, traders often get higher prices, not a typical way to gain profit, but since the enter position is after the break out of a resistance, the prices usually move much faster.
 
So which one do you choose?
Buy Low & Sell High: profit from cheaper buying price.
Or
Buy High & Sell Higher: fast profit.
 
Though in some cases, with buy low & sell higher the price rises fast as a reaction to the fast fall.
 
"We can't always predict, but we can always anticipate"
(Angelo Michel)

Kamis, 06 Desember 2012

Perbandingan Saham Selama 10 Tahun (2002 s.d. 2012)

Perbandingan Saham Selama 10 Tahun

Harian Kontan pagi ini di kolom Wake Up Call berjudul "Tidur Itu Kaya" yang ditulis oleh Lukas Setia Atmaja Centre for finance and investment research Prasetya Mulys Business School sungguh sangat menarik dan membuka mata para investor harian yang kerjaannya tiap hari mikirin jual beli dan mau kaya mendadak, namun kenyataannya cuma mendapatkan uang receh plus sakit kepala sebagai bonusnya. 
 
Pada tulisan tersebut bisa memberikan pencerahan bahwa buy and hold strategy bisa menghasilkan imbal hasil yang sangat luar biasa, untuk lengkapnya silahkan beli harian Kontan , dan anda mulai berandai andai emiten yang anda pegang saat ini kira kira sepuluh tahun mendatang  akan memberikan imbal hasil berapakah? 
 
Dua minggu lalu anak saya yang kuliah pada semester tiga pada saat ini diberikan tugas oleh dosennya memprediksi satu saham yang bisa mendapatkan imbal hasil yang bagus untuk lima tahun kedepan dan dia menanyakan kepada saya , dan saya jawab coba lihat saham AISA dan kemarin dia mempelajari fundamentalnya  dia trace siapa pemilik awal dan sampai soal akuisisi, dan kemudian saya berikan alasan kenapa saham tersebut . Saya lihat semangat mempelajari soal persahaman jauh lebih baik daripada bapaknya yang hanya melihat berdasarkan teknikal analisis dan senangnya saham yang di steam. 
 
Ini wejangan dari Warren Buffet ; "Berpikirlah untuk 10 tahun mendatang dan bukan untuk 10 menit ke depan"
 
Jangankan sepuluh tahun, pegang saham dua tiga tahun aja udah pada gerah dan akhirnya menyesal belakangan, dan ada yang lebih parah lagi pegang saham baru beberapa hari di Swing sedikit sudah pada mabok laut, ya itulah diri saya sehingga saya harus banyak belajar, dan pastinya anda tidak demikian bukan?
 
Semoga tulisan ini membawa anda melihat kedepan akan akan jadi apakah saham yang sedang anda pegang untuk sepuluh tahun kedepan?
 
Kesabaran serta ketekunan pasti akan memberikan imbal hasil yang lumayan besar asalkan disertai kedamaian hati bukan keresahan pada saat menunggu penantian tersebut. Anthony 
 
 

Selasa, 04 Desember 2012

Beberapa Tips Membuat Portofolio Saham Anda Positif

Sedikit memberikan beberapa tips yang saya kumpulkan dari berbagai sumber tentang bagaimana membuat portofolio saham positif :

dari trezz99@yahoo.co.id :
Anggap saja saya punya modal 50 JT, dan porto akan diisi dengan 5 saham, jadi masing saham perlu modal 10 Jt. Langkah-langkahnya :
1. Lakukan analisa dengan sebaik2nya terutama FA nya ke 5 saham inceran.
2. Sabar menunggu harga masuk yang sdh ditentukan di no.2
3. Belinya  maksimal 3 saham inceran dulu. Kenapa ga langsung kelima2nya? kan ada pepatah market is always right, meskipun pas beli valuasi sudah murah ya tetep aja ga ada jaminan ga turun lagi, atau beli diatas waktu nembus resisten kuat tetep aja ga ajaminan juga ga ambrol lagi kebawah.
4. Tinggal mantau aja 3 saham diporto itu, mana yang hasil analisa kita yang disetujui pasar hahhahah.
5.  - Ketiganya ijo tebal, tinggal beli lagi 2 saham
    -  Satu merah dua ijo, jual yang merah  juga jual yang ijo satu (ijonya harus banyak lebihnya dari merah)
6. Lakukan lagi dari awal buat nyari 4 saham lain. Terus aja gitu, ntar juga ijo dan modal aman.
Nah kalo sdh ijo semua mau diapain? Dijual? mulai lagi prosesnya dari no 1 hahahhah

dari s4int_81@yahoo.com :
Tips-tips menurut sy dari pengalaman yang masih cupu karena masih newbie:
1. Follow the market tren, jgn sok pahlawan dg melawan tren, beli saham yg sdh uptren siap2 stoploss ketika tren berbalik.
2. Pengenalan diri sendiri yaitu dg mengenali kita ini trader/investor seperti apa sehingga dpt memilih tipe2 saham spt apa Ўªηƍ akan kita beli.
3. Berpikir positif dan obyektif, jgn biarkan emosi mengambil alih peranan penilaian kita, bbrp kali sy terjerumus krn mengikuti emosi.
4. Bersyukur berdoa berapapun yang kita dapatkan. Bersyukur bila ternyata stlh kita jual shm tsb turun berdoa spy Tuhan menunjukkan hikmat utk memilih saham yg akan kita pilih.

dari heru3733@yahoo.co.id :
Pengalaman saya porto bisa positif terus dan untung, bukannya modal tetap bahkan berkurang adalah sbb:
Saya memakai MM, dimana jika minus 2% dari total modal, maka saya akan keluar dulu utk memperbaiki mental..dan ini juga dilakukan trader dunia semisal Elder...untuk lebih mengamankan probabilitas, minimal saya masuk minimal 3 saham atau bisa lebih..kalau 3 saham breakout kita ambil jika total 2% modal kena saya out, artinya per saham minus 6%, saya keluar, namun saat saham positif, sy langsung pakai TS dari 3% ( artinya prosentase benar kita pun lebih besar dari -6%), trus 6%, 10%, 15% dstnya. Kalau sdh diatas 20 person TS sy lebih berani dg kelipatan 10, jadi 20%. Dgn cara ini yg suruh saya out adalah market sendiri, bukan feeling/analisa kita.

Dgn cara ini insya allha porto kita selalu positif, dan kalaupun loss maksimal 2% modal.

Pengaruh mentalnya, jika kita lihat porto kita selalu tersenyum dan bersyukur. Amin.

Salam
Heru Susanto
Okey sekian sharing nya, klo ada yang punya tips lain silahkan sharing aja disini hehe...

Emas, Saham, Reksadana dan Properti : Mana Investasi Pilihanmu ?

Menabung pangkal kaya itulah sebuah kata bijak yang sering kita dengar sejak masih kecil. Apakah kata bijak itu masih berlaku saat ini ? Bagi saya menabung itu adalah sebuah kebiasaan yang sangat bagus bahkan sudah harus ditanamkan kepada setiap orang mulai dari kecil. Tetapi saat ini kebiasaan menabung tanpa dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih dapat menjadi buruk akibatnya. Mari kita buktikan !

Berdasarkan statistik dari Bank Indonesia didapatkan data bahwa inflasi di Indonesia rata-rata sebesar 7-8% per tahun dalam 10 tahun terakhir. Artinya setiap tahun semua barang di Indonesia mengalami kenaikan harga sekitar 7-8%. Lalu bagaimana dengan besar pertumbuhan tabungan anda ? Kalau anda tempatkan di celengan sudah dapat dipastikan pertumbuhannya 0%, kalau di tabung di bank sekitar 2-4% dan kalau didepositokan sekitar 4-6% per tahun. Apa artinya ? Tabungan yang kita kenal selama ini (celengan, tabungan dan deposito) kalah cepat dengan kenaikan harga (inflasi) setiap tahunnya. Jadi kesimpulan sederhana kalau menabungnya dengan metoda lama atau konvensional di atas maka anda tidak akan menjadi tambah kaya tetapi malah akan menjadi semakin miskin.

Lalu muncullah istilah investasi yang mulai terasa gaungnya beberapa tahun terakhir. Investasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai menabung yang lebih pintar dengan tujuan utama mengalahkan laju inflasi. Bagi kebanyakan orang investasi dilakukan untuk mencapai tujuan finansial yang bersifat jangka panjang. Instrumen investasi yang paling dikenal masyarakat adalah emas, perak, properti, saham dan reksadana.

Setiap instrumen investasi memiliki mekanisme dan risiko yang beragam. Artikel ini akan membahas berapa pertumbuhan dari masing-masing instrumen investasi tersebut di atas selama 10 tahun terakhir sehingga anda memiliki gambaran yang lebih luas dan jauh sebelum memutuskan untuk melakukan investasi.

Semua perhitungan menggunakan rumus kinerja disetahunkan dengan menggunakan metode compounding/majemuk. Data emas diambil dari kitco, saham dari aplikasi IPOT, reksadana dari schroder dan properti dari regensi melati mas serpong.

Inilah kinerja dari setiap instrumen investasi tersebut :



Nah kalau dilihat dari tabel di atas untuk semua instrumen investasi dengan jangka waktu 10 tahun ternyata memiliki pertumbuhan yang jauh lebih besar dari inflasi yang terjadi. Investasi yang berhubungan dengan saham memiliki pertumbuhan paling tinggi dan emas serta properti memiliki pertumbuhan yang lebih rendah.

Emas atau logam mulia emas dapat dikatakan investasi yang paling abadi apalagi 1-2 tahun terakhir sangat diminati karena mengalami kenaikan harga yang relatif fantastis. Investasi di emas memang agak sedikit kontroversial karena dianggap hanya menguntungkan diri sendiri dan tidak memberikan manfaat kepada banyak pihak. Misalkan anda mempunyai uang 10 juta maka anda akan mendapatkan sekitar 20 gram logam mulia emas dan selama anda simpan logam mulia tersebut maka uang anda dianggap ‘mati’ karena tidak menghasilkan nilai ekonomis bagi banyak pihak.

Saham memiliki pertumbuhan yang paling fantastis tetapi tentu ini tidak berlaku untuk semua saham, dalam contoh di atas hanya ditampilkan 2 perusahaan yaitu Bank BCA dan Astra International yang paling dikenal masyarakat dan dipercaya memiliki aspek fundamental yang bagus dan sehat yang memiliki pertumbuhan di atas 30% per tahun. Untuk saham bila diambil rata-rata keseluruhan atau dikenal dengan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki pertumbuhan sekitar 26% per tahun.

Reksadana saham memiliki kemiripan dengan saham dimana salah satu reksadana saham dari Schroder mampu mencatat pertumbuhan di atas 30% per tahun. Kelebihan dari investasi di reksadana sebenarnya modal investasi yang diperlukan paling kecil di antara semua jenis investasi lainnya bahkan beberapa jenis reksadana saham dapat dimulai dari angka 100 ribu per bulan.

Properti di daerah serpong tergolong fantastis dan berhubung saya tinggal di Regensi Melati Mas maka saya memahami cukup detail perkembangan rumah di sini. Dulu sekitar tahun 2003 ketika membeli rumah pertama kali dengan tipe 90 harganya sekitar 105 juta dan saat ini di Oktober 2012 harga rumah dengan ukuran yang sama mencapai 581 juta.

Nah sekarang mana yang paling cocok dengan anda dan menjadi pilihan anda ? Ingat prinsip investasi yaitu high return high risk dan oleh karena itu maka pengetahuan anda tentang masing-masing instrumen investasi menjadi modal yang paling penting selain modal uang yang anda miliki untuk investasi tersebut.





Source

Follow me : @andreashartono